Dampak Pentas Olahraga (Sport Event) pada Perekonomian

Olahraga merupakan hasil kreativitas, seni, dan budaya manusia. Apabila dimasa lampau olahraga semata-mata dinilai dari prestasi yang diraih oleh para pemenang, maka pada beberapa dasawarsa terakhir, olahraga tidak lagi sekadar saling berebut mahkota kemenangan, namun juga memberikan dampak besar pada perekonomian. Tulisan ini merangkum dampak ekonomi dari pentas olahraga bertaraf internasional berdasarkan penelitian empiris yang pernah dilakukan.

Dampak Event Olahraga pada Perekonomian
Dalam dunia modern sekarang ini, olahraga bukan hanya menjadi hobby atau instrumen untuk dipertandingkan, ia memiliki dimensi yang lebih luas, termasuk hiburan, gengsi, kebanggaan individu-masyarakat-negara, serta sarana meraup keuntungan finansial.

Oleh karenanya tidak mengherankan jika event olahraga bertaraf internasional, seperti turnamen sepak bola Piala Dunia (FIFA World Cup), Piala Eropa (UEFA European Championship), serta lomba balap Formula One (F1 World Championship), bukan hanya menjadi pusat perhatian para penggemar, namun juga pemerintah kota/negara yang menjadi tempat penyelenggaraan (host), mengingat potensi keuntungan yang bisa diraih dari berbagai faktor, mulai dari hak siaran televisi, sponsorship, penjualan tiket dan merchandise, penginapan/hotel, makanan-minuman, hingga transportasi.



Secara umum terdapat dua horizon waktu terkait dengan dampak penyelenggaraan pentas olahraga pada perekonomian, yakni jangka pendek (ketika kontes olahraga berlangsung), dan jangka panjang (setelah pergelaran olahraga selesai). Secara detil, dampak-dampak tersebut bisa digambarkan dibawah ini.

Yang termasuk dampak jangka pendek diantaranya:
  • penjualan barang konsumsi (makanan dan minuman).
  • hunian penginapan/hotel.
  • transportasi massa, terkait dengan ongkos transportasi yang dibayar oleh penonton.
  • biaya tiket masuk setiap pertandingan.
  • spot-spot wisata yang ada disekitar kawasan/kota tempat diselenggarakannya turnamen.
  • penjualan merchandise, baik yang terkait langsung dengan event olahraga maupun yang berhubungan dengan ciri khas area/kota setempat.
  • lapangan kerja baru, meskipun bersifat sementara (temporary).

Sementara dalam jangka panjang, pengaruh penyelenggaraan olahraga antara lain berupa:
  • menjadi lebih dikenalnya area/kota tempat diselenggarakannya event olahraga, sehingga berpotensi menjadi destinasi wisata.
  • membuka peluang untuk menjadi tuan rumah event-event berskala internasional lainnya.
  • tumbuhnya minat pada generasi muda setempat terhadap cabang olahraga yang dipertandingkan, sehingga berpotensi memunculkan bibit-bibit olahragawan baru. Ini akan menjadi investasi bagus bagi kota/negara tersebut.

Lebih lanjut, terdapat beberapa penelitian yang dilakukan untuk menemukan dampak atau perubahan ekonomi atas diselenggarakannya event olahraga di sebuah kawasan/negara.

Olimpiade Barcelona 1992 (the Barcelona 1992 Olympic Games).
Salah satu penelitian mengemukakan beberapa temuan terkait pelaksanaan pentas olahraga internasional Olimpiade Barcelona 1992 (the Barcelona 1992 Olympic Games) dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan ekonomi dan pembangunan.

Penelitian mengungkapkan bahwa pentas olimpiade mampu membawa dampak positif berupa peningkatan investasi, khususnya di sektor infrastruktur perkotaan. Bahkan, dampak tersebut tidak hanya terjadi pada kota Barcelona, namun juga kota-kota lain di Spanyol. Ini menandakan bahwa pembangunan kawasan perkotaan (urban development) berkembang pesat setelah digelarnya olimpiade.

Berikutnya, seiring dengan perkembangan wilayah perkotaan, maka meningkat pula kunjungan pariwisata ke Spanyol. Hal ini tidak terlepas dari peran media massa yang ikut mempromosikan spot-spot pariwisata di Spanyol selama perhelatan olahraga berlangsung.

Disamping itu, pergelaran olahraga tersebut mampu menyediakan lapangan pekerjaan yang signifikan bagi masyarakat lokal, meskipun sifatnya paruh waktu (part-time) (Brunet, F. The Economic Impact of the Barcelona Olympic Games, 1986-2004: Barcelona: the legacy of the Games, 1992-2002, 2005).

Olimpiade Sydney 2000 (the Sydney 2000 Olympic Games).
Penelitian ini dilakukan oleh New South Wales (NSW) Treasury bekerjasama dengan the Centre for Regional Economic Analysis pada 1997 yang meng-estimasi pengaruh penyelenggaraan Olimpiade Sydney 2000 (the Sydney 2000 Olympic Games).

Studi membagi tiga periode waktu, yakni sebelum diselenggarakannya event olimpiade, pada saat berlangsungnya olimpiade, serta pasca olimpiade. Sebelum pentas olahraga berlangsung, terdapat pengeluaran anggaran negara untuk membangun infrastruktur utama (stadion, hotel bagi para peserta), serta infrastruktur pendukung (jasa penginapan, jasa pariwisata untuk pengunjung); pada saat olimpiade terkait dengan ketersediaan konsumsi, penginapan, dan moda transportasi; serta pasca olimpiade, antara lain berupa kunjungan pariwisata.

Penelitian menyimpulkan bahwa perhelatan olahraga antar benua tersebut menghasilkan sumbangan positif terhadap Gross Domestic Product (GDP) dan pertumbuhan tingkat kunjungan wisatawan (NSW Treasury and the Centre for Regional Economic Analysis University of Tasmania. The Economic Impact of the Sidney Olympic Games, 1997).

Sepakbola Piala Dunia Korea/Jepang 2002 (the 2002 FIFA World Cup Korea/Japan).
Penelitian ini menitikberatkan pada persepsi masyarakat lokal (Korea Selatan) atas digelarnya kontestasi sepakbola antar negara, the 2002 FIFA World Cup Korea/Japan.

Temuan studi mengungkapkan bahwa pemerintah Korea Selatan tidak mendapatkan keuntungan signifikan dari sisi ekonomi, mengingat tempat pertandingan pada turnamen tersebut harus dibagi dengan partner penyelenggara lain (Jepang), serta belum populernya sepakbola di Korea selatan pada saat itu.

Namun demikian, Korea Selatan mendapatkan keuntungan lain berupa tersedianya infrastruktur olahraga yang berkualitas dan bertaraf internasional, serta semakin dikenalnya negara ini di penjuru dunia, sehingga diyakini membawa manfaat ekonomi jangka panjang (Kim, H.J., Gursoy, D, and Lee, S. The Impact of the 2002 World Cup on South Korea: Comparisons of pre- and post-games, Journal of Tourism Management, 2006).

Turnamen Rugby Internasional Australia 2003 (the 2003 Rugby World Cup).
Disisi lain, URS Finance and Economics melakukan penelitian mengenai pengaruh turnamen rugby internasional (the 2003 Rugby World Cup) pada perekonomian lokal dan nasional. Hasil studi menyatakan bahwa pemerintah setempat mendapatkan keuntungan kurang-lebih sebesar AUS$ 494 juta, serta tersedianya lebih dari 4,400 pekerjaan paruh-waktu selama event tersebut berlangsung.

Sementara total sumbangan turnamen pada Gross Domestic Product (GDP) mencapai AUS$ 289 juta (URS Finance and Economics. Economic Impact of the Rugby World Cup 2003 on the Australian Economy-Post Analysis, 2004).

Sepakbola Piala Dunia Afrika Selatan 2010 (the 2010 FIFA World Cup South Africa).
Studi ini meneliti dampak turnamen sepakbola internasional FIFA 2010 di Afrika Selatan (the 2010 FIFA World Cup South Africa) pada perekonomian negara tersebut. Penelitian menunjukkan bahwa penyelenggaraan turnamen sepakbola telah menyumbangkan angka signifikan bagi keuangan negara hingga R 10 miliar (R = Rand, mata uang Afrika Selatan), belum termasuk pasar tenaga kerja paruh-waktu yang menyediakan lebih dari 50,000 lapangan kerja, serta meningkatnya investasi internasional (foreign direct investment) yang masuk ke Afrika Selatan (Bohlmann, H.R., and Van Heerden, J.H. The Impact of Hosting a Major Sport Event on the South African Economy, Working Paper, Nopember, 2005).

Penutup, penelitian-penelitian diatas menunjukkan bahwa event olahraga tidak lagi sekadar unjuk prestasi dan perayaan kemenangan sang juara, melainkan juga membawa keuntungan ekonomi bagi kota/negara yang menyelenggarakan. **



ARTIKEL TERKAIT :
Peran dan Tantangan Industri FinTech (Financial Technology) dalam Perekonomian
Peranan Sektor Pariwisata (Travel and Tourism) dalam Pembangunan Ekonomi
Memahami Konsep Ekonomi Digital (Digital Economy)
Kontribusi Wahana Wisata (Theme Park) pada Perekonomian

Tidak ada komentar:

Posting Komentar