Perekonomian Finlandia: dari kekayaan alam hingga transparansi administrasi publik

Finlandia (the Republic of Finland) merupakan salah satu negara yang memiliki berbagai keunggulan, diantaranya sebagai negara dengan tingkat korupsi relatif rendah menurut indeks persepsi korupsi global, negara dengan perlindungan lingkungan terbaik, dan capaian lain. Tulisan ini akan mengulas kondisi perekonomian Finlandia serta faktor yang mendukung keunggulan negara ini.

Finlandia
Terletak di Benua Eropa, Finlandia merupakan salah satu negara berpendapatan tinggi (high-income country).

Adapun total area Finlandia seluas 338.43 ribu km2, terdiri dari 90% daratan dan sisanya perairan dalam. Dari daratan yang ada, 77% merupakan kawasan hutan, sedangkan selebihnya adalah lahan pertanian dan pemukiman.



Menurut data Bank Dunia (the World Bank), Finlandia memiliki populasi penduduk sekitar 5.4 juta jiwa pada 2014, dengan total Gross Domestic Product (GDP) lebih-kurang US$ 272 miliar (data.worldbank.org).

Lebih jauh, angka harapan hidup penduduk Finlandia mencapai 83.5 tahun untuk perempuan, dan 77.5 tahun untuk laki-laki; capaian tersebut menempatkan Finlandia sebagai negara dengan usia harapan hidup tertinggi di dunia.

Selain itu, Finlandia bergabung dalam blok kerjasama Uni Eropa (the European Union) pada 1995 dan menggunakan mata uang tunggal Eropa, Euro (€), sebagai mata uang resmi negara.

Negara ini memiliki hasil kekayaan alam yang melimpah berupa kayu, bijih besi, metal, mineral, dan air bersih. Sementara produk perdagangan Finlandia antara lain berupa produk olahan kayu, mesin, dan peralatan transportasi.

Finlandia juga dikenal sebagai negara egalitarian, yakni dengan memberikan penghormatan kepada hak-hak individu, kesetaraan gender, serta perlindungan anak, pada level tertinggi.

Disamping itu, Finlandia memiliki institusi publik yang terpercaya, sehingga menempatkannya sebagai salah satu negara terbaik (selain New Zealand dan Denmark) dalam pencegahan dan pemberantasan korupsi menurut indeks korupsi global yang dirilis oleh Transparency International (Transparency International. Corruption Perception Index 2015).

Kinerja Finlandia di Berbagai Bidang.
Menurut the World Economic Forum dalam laporannya, the Global Competitiveness Report 2014-2015, Finlandia menempati peringkat terbaik ditinjau dari beberapa kriteria, antara lain:
  • Peringkat ke-4 terkait dengan keunggulan kompetitif dalam bidang ekonomi (the most competitive economy).
  • Peringkat pertama dalam pencapaian pendidikan dasar dan kesehatan.
  • Peringkat pertama dalam pengembangan inovasi.
(The World Economic Forum. Global Competitiveness Report 2014-2015).

Selain itu Finlandia juga memperoleh predikat sebagai negara terbaik yang memberikan prioritas utama dalam mengatasi masalah lingkungan, terutama terkait kesehatan manusia dan perlindungan ekosistem (the most environment-friendly country), menurut kriteria penilaian Yale University (Hsu, A. et. al. 2016 Environmental Performance Index, Yale University, 2016).

Sistem Ekonomi dan Administrasi Publik.
Sebagaimana negara-negara kawasan Skandinavia (Nordic countries), seperti Swedia, Denmark, dan Norwegia; Finlandia menganut sistem perekonomian yang disebut dengan Nordic model atau Nordic capitalism, dimana terjadi perpaduan antara sistem perekonomian pasar (yang cenderung liberal kapitalistik) dengan sistem welfare state (sistem yang mengintegrasikan pendekatan demokrasi ekonomi-politik, konsep kesejahteraan masyarakat, dan kapitalisme).

Dalam penelitiannya, Hall dan Soskice menyatakan bahwa sistem ekonomi Finlandia cenderung menganut sistem pasar terkoordinasi (coordinated market-economy), dimana terjalin koordinasi antara institusi pemerintah dengan sektor swasta, pedagang (suppliers), pelanggan (customers), tenaga kerja (labor force), dan institusi keuangan (Hall, P and David Soskice. An Introduction to Varieties of Capitalism, 2001).

Lebih jauh, Finlandia mampu menarik investasi asing karena memiliki keunggulan berupa:
  • Sistem perekonomian yang terbuka dan transparan.
  • Infrastruktur perpajakan yang kompetitif dan mendukung iklim investasi.
  • Pengakuan terhadap hak atas kekayaan intelektual (intellectual property-right)
  • Ketersediaan tenaga kerja terdidik dan terampil (educated and skilled labor force).

Sementara hal positif terkait pencegahan dan pemberantasan korupsi di sektor administrasi publik dimanifestasikan dalam:
  • Ketaatan pada hukum yang dipegang teguh oleh aparat pemerintah dan warga negara.
  • Pencegahan konflik kepentingan terkait masalah bisnis maupun urusan publik.
  • Setiap keputusan strategis dihasilkan oleh lebih dari satu penanggung jawab untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan wewenang.
  • Sistem admistrasi dan hukum yang transparan.
  • Sistem pendidikan yang memungkinkan setiap individu sadar akan hak dan kewajibannya sebagai warga negara.
  • Pemanfaatan sistem elektronik (e-system) untuk mempercepat layanan publik serta menghindari praktik korupsi dan manipulasi.

Tantangan Ekosistem dan Lingkungan Hidup.
Sebagai anggota blok kerjasama Uni Eropa, Finlandia turut mengamankan agenda the Europe 2020 yang bertujuan mewujudkan pembangunan berkelanjutan, termasuk dalam penanganan masalah tenaga kerja, inovasi, pendidikan, lingkungan sosial, serta perubahan iklim.

Adapun target pemerintah Finlandia untuk menghadapi tantangan perubahan iklim meliputi:
  • Mengurangi efek gas rumah kaca (greenhouse gases) hingga 20%.
  • Meningkatkan efisiensi energi sampai dengan 20%.
  • Meningkatkan pemanfaatan energi terbarukan (renewable resources) hingga 20% dari total konsumsi energi dalam negeri.
Kemajuan dalam bidang teknologi dan informasi.
Untuk menjawab tantangan perubahan jaman dan kebutuhan pasar, Finlandia mengembangkan sistem inovasi yang merupakan hasil interaksi antara institusi pemerintah, perusahaan swasta, dan universitas, dalam proyek-proyek riset dan pengembangan (R&D).

Permasalahan Domestik dan Kawasan.
Seperti halnya negara-negara lain, Finlandia juga mengalami berbagai persoalan ekonomi. Tercatat sejak 2015, Finlandia mengalami perlambatan pertumbuhan ekonomi yang mengakibatkan tingginya angka pengangguran dan merosotnya perdagangan luar negeri (ekspor barang dan jasa).

Selain itu, konflik di Semenanjung Baltik yang melibatkan Rusia dan Ukraina turut memukul perdagangan dan pariwisata domestik Finlandia.

Penutup.
Meskipun menghadapi berbagai tantangan, Finlandia masih mampu menjadi satu dari sedikit negara di dunia yang memiliki banyak catatan positif, termasuk dalam transparansi kebijakan publik, pendidikan dasar dan layanan kesehatan, pemeliharaan lingkungan hidup, pengembangan inovasi, serta kemajuan teknologi informasi. **

UPDATE ARTIKEL (Selasa, 13 Februari 2018):

Dalam perkembangan terkini, the International Monetary Fund (IMF) memprediksi pertumbuhan GDP Finlandia pada 2017 berada dikisaran 2.8%. Adapun besaran GDP (current-price based) Finlandia di 2017 mencapai US$ 251.48 miliar, dan GDP per kapita sebesar US$ 45.69 ribu.

Namun demikian, IMF memperkirakan Finlandia akan mengalami penurunan ekonomi di 2018, dengan pertumbuhan GDP sebesar 2.3%, dan besaran GDP mencapai US$ 271.82 miliar. Dengan total populasi penduduk sebanyak 5.5 juta jiwa, maka capaian GDP per kapita diperkirakan menembus US$ 49.21 ribu (www.imf.org. World Economic Outlook, October 2017, dikutip pada Selasa, 13 Februari 2018).

Sementara studi lain menyatakan bahwa perekonomian Finlandia pada 2017 diproyeksikan mencapai 3.1%, kemudian turun menjadi 2.3% di 2018.

Adapun penurunan pertumbuhan ekonomi tersebut diperkirakan berasal dari berkurangnya konsumsi rumahtangga akibat kenaikan upah tenaga kerja yang cenderung lambat. Selain itu, meski sektor perdagangan ekspor masih menjadi andalan utama negara ini, namun pertumbuhan ekspor di 2018 (4.0%) jauh berkurang jika dibandingkan dengan pertumbuhan ekspor 2017 (8.1%).

Sementara pemerintah Finlandia juga diprediksi mengalami defisit anggaran hingga € 3 miliar di 2018, dengan rasio utang terhadap GDP (debt to GDP ratio) mencapai 61%. Catatan ini sebenarnya sedikit membaik dari statistik tahun sebelumnya, dengan defisit anggaran sebesar € 5-6 miliar di 2016-2017, serta debt to GDP ratio di 2016 (63%) dan 2017 (62%) (Danske Bank. Nordic Outlook: Economic and financial trends, January 5, 2018).

Disisi lain, OECD memperkirakan GDP Finlandia pada 2017 mencapai 3.1% dan akan melambat menjadi 2.5% di 2018. Menurut studi tersebut, ekspor merupakan pendorong utama pertumbuhan ekonomi Finlandia di 2017.

Namun begitu, pertumbuhan ekspor diproyeksikan menurun di 2018. Selain itu, penurunan pertumbuhan ekonomi di 2018 juga diakibatkan adanya penyesuaian upah tenaga kerja dan peningkatan inflasi, yang mempengaruhi konsumsi rumahtangga.

Masalah penuaan populasi juga menjadi persoalan penting yang dihadapi Finlandia, karena berpotensi menekan stabilitas finansial dan menghambat produktivitas sektor riil (OECD. OECD Economic Outlook 2017).

Selanjutnya, Kementerian Keuangan Finlandia, dalam laporannya memperkirakan pertumbuhan GDP Finladia pada 2017 mencapai 3.1%, terutama didukung oleh produktivitas tenaga kerja, konsumsi rumahtangga, pembangunan sektor properti, serta investasi di sektor industri.

Akan tetapi, pertumbuhan ekonomi akan mengalami perlambatan di 2018 di kisaran 2.4%, terutama akibat penurunan di perdagangan ekspor dan investasi swasta (private investment).

Adapun besaran GDP Finlandia di 2017 diperkirakan mencapai € 225 miliar, dan € 234 miliar di 2018 (dengan asumsi € 1 = US$ 1.23, maka GDP Finlandia di 2017 berkisar di angka US$ 276.75 miliar, dan US$ 287.82 miliar di 2018) (Ministry of Finance. Economic Survey, Winter 2017, Ministry of Finance Publications – 42c/2017, December, 2017).

Dalam pada itu, dari sisi kemudahan mendirikan dan menjalankan usaha, Finlandia menempati urutan ke-13 dari 190 negara yang menjadi objek penelitian Bank Dunia. Prestasi ini menunjukkan kestabilan jika dibandingkan dengan raihan tahun sebelumnya (The World Bank. Doing Business 2018: Reforming to Create Jobs).

Sementara dari perspektif daya saing perekonomian, Finlandia berada di urutan ke-10 dari 137 negara menurut penelitian WEF, atau masih sama dengan capaian sebelumnya (World Economic Forum. The Global Competitiveness Report 2017-2018).

Sedangkan dari upaya pencegahan dan pemberantasan korupsi, Finlandia ada di peringkat ke-3 dari 176 negara, menurut studi Transparansi Internasional di 2016. Capaian ini menurun satu tingkat dari raihan tahun sebelumnya (Transparency International. Corruption Perceptions Index 2016).

Demikian perkembangan terkini perekonomian Finlandia. ***



ARTIKEL TERKAIT :
Melihat Perekonomian Kanada, salah satu negara terluas di dunia
Perekonomian Hong Kong: pusat kemajuan ekonomi Asia
Perekonomian Singapura, Simbol Keberhasilan Pembangunan berbasis Pengetahuan dan Teknologi
Perkembangan Perekonomian Indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar